Tuesday, January 24, 2017

Peternakan sapi di Gündünömü, Büyükcavuslu

Aysun menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi walaupun jalan menuju ke peternakan sangat terjal dan lumayan berkelok melewati sawah sawah dengan rumput hijau yang menjulang tinggi. Kesan pertama saya saat bertemu Aysun adalah sorang ibu yang cantik, ramah dan murah senyum. Selama perjalanan menuju guest house, Aysun menceritakan siapa saja volunteer yang ada di peternakan saat ini, terlihat jika dia sangat terkesan dan kagum dengan Moth, volunteer dari Kanada yang akan menjadi teman sekamar saya. Saya menceritakan perjalanan saya yang memakan waktu hamper 24 jam dan alasan mengapa saya membawa koper sebesar itu. Sesampainya di guest house Aysun menunjukan kamar tidur saya. Kamar tidurnya sempit, dengan dua kasur, satu lemari dan kamar mandi. Lalu Aysun memperkenalkan saya kepada Talbot, Nicola, dan Tatsuya.
Di bawah ini adalah gambar guest house yang ditempati para volunteer.

 Setelah mandi, saya bersama Talbot, Nicola, dan Tatsuya berjalan menuju rumah Aysun untuk makan malam bersama. Setibanya di rumah Aysun saya melihat meja makan besar yang penuh dengan hidangan ala Turki (ada sarma, mercimek, borek, dan bayak lagi) serta gelas yang berisi wine merah, namun untuk saya cukup air soda saja. Masakan Aysun sangat lezat, sepertinya memang semua wanita Turki itu pintar memasak. DI saat makan malam saya bertemu dengan Moth dan Mathilde yang menghabiskan sore tadi di dapur Aysun untuk membantu menyiapkan makan malam. Saya duduk di sebelah Mehmet, suami Aysun, selain menjalankan usaha peternakan bersama Aysun, Mehmet juga seorang guru musik di Istanbul kota. Kesan pertama saya, Mehmet itu orangnya  ramah, namun dia agak jarang tersenyum, santai, dan pendiam, saya rasa mereka adalah pasangan yang sangat romantis dan saling melengkapi.
Setelah makan malam, kami pulang ke guest house dan tiba-tiba ada anjing besar yang mengikuti kami dari belakang. Anjing milik Aysun itu bernama Mıtat, awalnya saya takut dengan anjing tapi kemudian Rosana, volunteer dari Inggris yang datang di hari kedua saya bekerja di sini, mengajarkan saya untuk tidak takut dan mengusap kepala si Mıtat. Sejak saat itu saya tidak lagi takut dengan anjing bhakan saya jadi suka memanggil dan mengusap kepala Mıtat.
Ini adalah gambar si Mıtat.
Mengenai system makan di sini, setiap dua hari dalam seminggu Aysun akan mempersilahkan para volunteer untuk makan malam di rumahnya, jadi selama 5 hari para volunteer bergilir menyiapkan sarapan dan makan malam di guest house untuk dimakan bersama di meja makan. Aysun memberikan uang belanja setiap minggunya dan para volunteer bergilir pergi ke pasar dan super market untuk membeli bahan makanan selama seminggu. Untuk makan siang adalah masakan catering yang diantar ke kantor peternakan, jadi para volunteer makan di kantor bersama seluruh pekerja di peternakan.
Dahulunya peternakan ini terjangkit bakteri yang membuat hampir semua sapi harus di bunuh, hanya tersisa beberapa sapi yang kemudian dicuri. Aysun kembali membangun peternakanya, dan kini peternakan ini sukses meraih banyak penghargaan karena kebersihan dan kesehatan sapi-sapi di sini. Aysun memang sangat memperhatikan kebersihan kandang serta kebahagiaan ternak, ia memperlakukan sapi-sapi perah ini seperti manusia yang tidak boleh di perlakukan kasar. Ada dua jenis sapi di sini, yaitu Fleckvieh (coklat putih) dan Holstein (hitam putih).
Volunteer diharapkan untuk bekerja selama 8 jam per hari dan mendapat satu hari libur setiap minggu. Untuk volunteer, ada dua shift yaitu pagi dan malam. Untuk shift pagi dimulai pukul 06.00 – 08.00, kemudian kembali lagi ke peternakan pukul 10.00 – 16.00. Shift malam dimulai pukul 10.00 – 18.00. Para volunteer tidak boleh pulang ke guest house sebelum jam yang sudah ditentukan. Jam enam pagi tugas volunteer yang mendapat shift pagi adalah menggiring sapi ke tempat pemerahan, sebelum itu bisa ke kantor terlebih dahulu untuk minum teh. Saat sapi sedang diperah susunya, para volunteer membersihkan kandang sapi dari kotoran yang sudah membanjiri kandang.
Ini adalah gambar kandang sapi yang saat itu sedang dibersihkan.


Sapi-sapi perah ini dibagi mejadi dua golongan dengan tempat yang terpisah sesuai dengan rentan usia seperti gambar di bawah ini, sapi-sapi di sebelah kanan ini lebih muda bandingkan dengan yang sebelah kiri.

Setelah kandang bersih dan sapi selesai diperah, tugas volunteer adalah menggiring sapi-sapi kembali ke kandang yang sudah bersih. Jika ada lebih dari dua volunteer, maka volunteer yang lain akan membantu pekerja peternakan bernama Ozkan yang ada di tempat pemerahan susu sapi. Ozkan yang juga tinggal di guest house bertugas menjaga peternakan semalaman suntuk dengan senapanya dan mengoperasikan pemerahan susu di pagi hari. Volunteer yang sudah handal bisa membantu memasangkan alat pemerah namun bagi pemula cukup membantu membersihkan puting-putting si sapi dengan antiseptik sebelum pasangi alat pemerah. Jika pemerahan susu sudah selesai, volunteer membantu membersihkan tempat pemerahan. Susu yang diperah akan secara otomatis disalurkan kedalam sebuah tangki pendingin.
Gambar di bawah ini adalah tempat pemerahan susu, ada Moth dan Ozkan yang sedang sibuk memasang alat pemerah.


Ini adalah gambar tangki pendingin yang digunakan untuk menampung susu dari tempat pemerahan.
Tugas selanjutnya adalah memberikan susu ke anak-anak sapi yang dipisahkan dari induknya dan masing-masing nank sapi ditempatkan di rumah kecil berwarna hijau. Susu diambil dari tangki pendingin untuk ditempatkan di semacam kontainer beroda, disebut taxi yang dilengkapi dengan mesin pemanas. Kontainer dibawa ke dapur dan susu dihangatkan hingga suhu tertentu, ini sangat penting agar anak sapi tidak terkena diare. Setelah hangat, susu dimasukan ke dalam botol besar yang ditutup dot. Kemudian saatnya memberikan botol-botol susu kepada anak sapi yang usianya baru beberapa hari atau minggu, saat anak sapi minum susus, botol susus harus dipegangi dengan benar. Untuk anak sapi yang berusia 1-2 bulan, susu akan di tempatkan ke dalam ember yang bawahnya dipasang dot (lihat gambar dibawah).
Ini adalah gambar saat anak-anak sapi sedang minum susu, terlihat rumah-rumah anak sapi yang dilengkapi sepasang kotak hijau kecil di depan rumah untuk tempat air dan jerami.
Sesudah semua beres, maka botol-botol dan ember-ember susu dibawa ke sebuah ruang untuk dibersihkan dengan air panas.  Di bawah Ini adalah gambar ruang tempat membersihkan dan menaruh botol dan ember.
Setelah itu, saatnya volunteer shift pagi mengambil roti-roti yang dibawakan Zeynel (pegawai tetap di kantor) setiap pagi dan mengambil susu dari tangki pendingin untuk dibawa pulang ke guest house. Volunteer yang mendapat shift malam menyiapkan sarapan dan menunggu volunteer shift pagi pulang ke guest house dengan roti dan susu, kemudian semua volunteer sarapan bersama. Menu sarapan di guest house adalah roti, aneka selai, yogurt, buah, susu, buah zaitun, terkadang ada yang membuatkan omlet, pancake atau oatmeal. Setelah sarapan, volunteer bisa bersantai sejenak, menonton TV atau bersiap-siap untuk pergi ke peternakan pukul 10.00.
Pukul 10.00 semua volunteer diharapkan sudah berada di peternakan. Kegiatan di pagi hari adalah memberi makan dan air anak-anak sapi di rumah hijau, membersihkan kandang anak-anak sapi (usia > 2 bulan) yang berbentuk setengah lingkaran berwarna putih seperti igloo. Anak sapi yang berusia diatas 2 bulan ditempatkan di alam terbuka seperti  gambar di bawah ini.
Kantong-kantong biru besar yang ada di gambar adalah simpanan rumput-rumput hijau yang dikumpulkan saat musim panas. Makanan sapi dibedakan sesuai dengan usia. Usia 0-2 bulan diberikan jerami yang sangat halus dan juga biji semacam vitamin mungkin. Usia 3-6 bulan diberikan jerami yang agak kasar dan juga biji. Sapi remaja, hamil dan ibu sapi diberikan jerami biasa.
Kegiatan selanjutnya adalah membersihkan kandang sapi remaja. Sapi remaja yang berusia 6 hingga 15 bulan ditempatkan di tempatkan di kandang yang berbeda. Di rentang usia 12 hingga 15 bulan, jika sapi remaja ini menjadi agresif dan suka menindihi pungung sapi yang lain, maka itu adalah tanda-tanda sapi telah siap untuk di inseminasi atau di suntik kawin. Gambar di bawah ini adalah kandang sapi remaja.
Selain itu, ada juga kandang khusus untuk sapi yang hamil tua dan sapi yang sedang sakit.
Jerami-jerami yang ada di kandang sapi ini didistribusikan dengan truk. Jerami di peternakan ini diolah dengan mesin besar yang berada di dalam ruangan tersendiri seperti gambar di bawah ini.
Selesai membersihkan kandang sapi remaja, saatnya mendorong jerami di kandang sapi perah. Saat sapi sedang makan, mereka akan membongkar tumpukan jerami sehingga jerami terdorong menjauhi kandang, maka jerami harus didekatkan kembali ke kandang agar mudah di jangkau kepala sapi. Di bawah ini adalah gambar sikat yang saya gunakan untuk mendorong jerami mendekati kepala sapi.
Jika tidak ada lagi jerami yang perlu didorong, saatnya menyisir badan sapi. Kata Aysun, sapi yang disisir akan merasa senang dan itu akan mempercepat kesiapan sapi untuk di inseminasi. Aysun mempersilahkan para volunteer untuk menyisir sapi sambil mengajak bicara atau menyayikan lagu untuk mereka, dia benar-benar mencintai sapi-sapi ini. Kegiatan menyisir sapi adalah favorit saya memang, sayapun tak jarang mengobrol dengan sapi-sapi itu. Bahagia ketika melihat sapi yang saya sisir berjalan mengikuti saya karena dia ingin saya terus menyisir badanya, dia bisa cemburu ketika saya menyisir badan sapi yang lain, manis sekali ya sapi-sapi ini. Gambar di bawah ini diambil ketika saya menyisir sapi.
Volunteer bisa beristirahat ke kantor untuk minum teh kapan saja, tidak ada larangan. Makan siang dilakukan di kantor bersama dnegan pekerja lain. Gambar di bawah ini adalah suasana ruang istirhat dan sekaligus ruang makan di kantor.
Berikut ini adalah potret makan siang pada suatu hari. Gambar sebelah kiri adalah çorba (sup) yang dimakan dengan ekmek (roti) yang dicelupkan. Gambar sebelah kanan adalah pilav (nasi), patates (kentang), dan tavuk (ayam).
 
Setelah makan siang, volunteer bisa kembali membantu para pekerja untuk mengolah jerami, memngemas susu kedalam botol untuk dikirimkan ke kota, mendorong jerami, atau menyisir sapi. Selama seminggu disana, hanya sekali saya bertugas membantu dua ibu-ibu pekerja di peternakan yaitu Camile dan satunya lagi saya lupa namanya.
Volunteer bisa kembali ke guest house pukul 16.00 sore kecuali yang kebagian shift malam untuk membantu pemerahan, membersihkan kandang, dan memberi susu anak sapi hingga pukul 18.00. Volunteer yang kebagian shift pagi menyiapkan makan malam di guest house. Menu makan malam bervariasi setiap hari tergantung siapa yang memasak, dua hal yang pasti ada adalah salad dan susu. Terkadang kami juga makan kelebihan makananan di kantor atau di rumah Aysun yang dibungkus rapi dan disimpan di kulkas.  Suatu hari Nicola membuat salad yang dicampur jeruk dan diparuti keju, ternyata rasanya enak juga. Ini adalah gambar salad ala Nicola bersama orangnya.
Talbot pernah bereksperimen mebuat irisan kentang yang di balur dengan entah apa lalu di oven, rasanya lumayan, untuk penampkan kentang panggang ala Talbot ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Suasana makan malam selalu menyenangkan, selalu ada obrolan mengenai banyak hal. Saya beruntung menghabiskan seminggu di peternakan ini dengan teman-teman yang menyenangkan. Di bawah ini adalah potret dari kebersamaan kami di guest house saat makan malam.
Sebenarnya ada lagi dua volunteer lain yang datang di hari ketiga saya disana, yaitu seorang wanita Turki dan laki-laki India, mereka adalah sepasang kekasih, tapi saya dan teman-teman lain tidak pernah mengobrol dengan mereka, karena mereka sibuk merencanakan entah proyek apa dengan Aysun.
Satu hari sebelum meninggalkan peternakan, saya ikut si Talbot untuk belanja mingguan ke pasar tradisional.  Pasar tradisional di Turki sangat bersih, para pedagang berpakaian rapi bahkan ada yang memakai jas, ada papan harga yang ditancapkan di atas dagangannya, ah saying saya tidak membawa kamera. Di pasar ini saya membeli kacang almond setengah kilogram.
Sekarang saya ingin menuliskan kesan saya terhadap teman-teman volunteer di sini.
Rosana atau Resie, berasal dari UK. Dia adalah vegetarian karena rasa kasihanya terhadap hewan. Resie ini murah senyum dan sangat lemah lembut saat berbicara. Dia jago memasak dan saya paling suka mendengarkan aksen Britishnya. Sebelumnya dia pernah menjadi volunteer di Spanyol (kalau tidak salah), tepatnya dia membantu mengurus keledai-keledai yang sakit.  
Talbot berasal dari USA, berpostur tinggi, rambut keriting, dan wajah klasik. Dia ramah, dewasa, murah senyum, dan selalu memulai topik pembicaraan yang  menarik. Talbot sudah lama menjadi volunteer di sini. Saya senang bekerja dengan Talbot, karena dia selalu mengajarkan saya hal baru dan menceritakan  tentang peternakan, sapi-sapi, dan hal menarik lainya.
Nicola datang dari Kanada, pemuda luwes dan lembut, dengan rambut ikal sebahunys ia terlihat menawan. Terkadang saya iri dengan Nicola, karena gestur bicara saya tidak selembut dia. Dia masih sangat muda, masih suka bermain-main dan terkadang mudah terbawa emosi. Dia baru seminggu tinggal di peternakan, sebelumnya dia telah berwisata ke Eropa.
Tatsuya pernah bercerita bahwa dia dipanggil Uci di Jepang, tapi saya lebih suka memanggilnya Tatsuya walaupun namanya yang paling terakhir saya hafal diantara yang lain. Dia adalah volunteer dari Jepang, kemampuan berbicaranya dalam Bahasa Inggris sangat kurang, yah ini seperti yang disinggung dosen saya bahwa biasanya orang Jepang itu sempurna dalam hal memahami dan menulis sesuatu dalam Bahasa Inggris, namun sangat lemah dalam urusan berbicara. Tatsuya ini pemuda yang sangat ramah, selalu tersenyum dan bahagia. Dia bercerita bahwa dia meninggalkan pekerjaanya untuk berkeliling dunia, dia bahkan mengajak ibunya ke beberapa Negara. Ada satu pengalaman Tatsuya yang sangat menarik, yaitu ketika dia berada di Palestina ia menyaksikan ledakan bom yang sangat amat dekat denganya, beruntung ia selamat. Tatsuya ini sangat pintar memotret layaknya fotografer profesional, hasil jepretanya sangat amat bagus terlebih lagi gambar tersebut diambil dari berbagai belahan dunia. Dia mengajarkan saya bagaimana teknik mengambil gambar agar terlihat bagus. Walau sering kesulitan mengungkapkan kata-kata, Tatsuya adalah lawan bicara yang menyenangkan.
Moth, si gadis cantik berambut pirang kriting ini berasal dari Kuba. Dia orangnya terlihat serius, Moth ini sudah cukup lama di sini, dulu ia pernah volunteer di sini bersama dengan pacarnya, lalu dia kembali lagi ke peternakan ini sendiri. Moth ini pernah bercerita bahwa dia adalah anak tunggal yang sudah diajak travelling ke beberapa Negara sejak ia kecil. Saat sudah dewasa, ia bekerja di restoran dan mengumpulkan uang untuk travel. Sebelumnya Moth menjadi volunteer di Maroko, ia sempat bercerita pengalamanya. Dia selalu semangat bangun pagi dan bergegas melakukan pekerjaan di peternakan, kadang saya dibangunkan Moth saat saya kebagian shift pagi.
Semua pekerja di sini berbahasa Turki, sehingga sayapun menggunakan bahasa Turki yang ala kadarnya dan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan mereka. Saya suka sekali mengobrol dengan Ozkan saat di guest house, dia selalu mengajak saya berbicara bahasa Turki. Ozkan adalah orang Turki paruh baya keturunan Bulgaria yang tinggal di guest house. Dia memang sedikit aneh (seperti gangguan mental) tapi menurut saya, dia itu lucu dan baik, dia bahkan memberikan saya baju untuk kenang-kenangan setelah saya memberikan dia gantungan kunci dari Singapore, yang juga saya berikan kepada teman-teman volunteer yang lain.
Selain Ozkan yang tinggal di guest house, ada juga Methilde. Methil dulunya adalah volunteer di sini, namun saat saya disana, ia sudah satu setengah menadi pekerja tetap di peternakan ini. Mathilde adalah orang Perancis, saya tidak banyak berbicara denganya namun yang saya ingat adalah aksen Frenchnya yang kentara saat berbicara.
 Pekerja yang lain yang selalu dibicarakan para volunteer adalah adalah Tarik. Kata Aysun dan teman-teman yang lain, dia ini adalah pemabuk dan sukanya teriak-teriak, intinya dia ini emosional. Teman-teman volunteer selalu bermuka masam jika harus bekerja dengan Tarik. Suatu hari saya kebagian membantu Tarik di tempat pemerahan susu. Ternyata Tarik baik kepada saya, bahkan saat saya salah, dia malah mengajarkan saya dengan senyum. 
Sekilas tentang kepercayaan masyarakat Turki mengenai jimat anti setan yang berbentuk satu bola mata berwarna biru. Jimat ini di dalam Bahasa Inggris disebut Evil Eye. Di kantor peternakan ini ada satu jimat Evil Eye yang dipasang di luar, bisa di lihat di gambar berikut ini.
Di malam sebelum saya pulang, kami makan di rumah Aysun. Aysun baru dating dari kota dan membawakan mie yang dibungkus kotak dari restoran temanya di Istanbul. Inilah suasana makan malam di rumah Aysun.
Tanggal 11 Mei pagi, saya diantar Aysun ke stasiun bis. Saat saya membeli tiket, Cemile dating membawakan jaket saya yang ketinggalan di mobil Aysun. Lalu, sayapun naik bus menuju terminal bis di Istanbul untuk selanjutnya naik bus ke Bursa.




No comments:

Post a Comment